Selasa, 17 Desember 2013

Nenek Tua : Salah Satu Penyemangatku



Wahai nenek tua, tidak seharusnya kau ada disana menyendiri sepi, hampir tertutup puluhan barang dagangan yang tidak seberapa banyak menghasilkan untuk mu. Tidak pernahkah terlintas dipikiran mu bahwa semua barang-barang yang kau jual itu jarang di lirik mereka yang lebih memilih memakan brownies, pizza, bakso, dan berbagai cemilan lainnya?

Apa yang kau cari nenek tua? Aku saja yang memeras keringat dan airmata selama ini merasa kurang dengan apa yang ku terima. Kau? Berapa banyak barang di kalikan dengan seratus rupiah yang kau dapat untuk menghitung berapa laba mu?

Nenek tua, kau sungguh tegar. Aku bahkan sangat mengidolakan mu disaat orang-orang letih berusaha dan hanya mengemis. Tapi engkau tidak. Kau lebih memilih berjualan demi sesuap nasi. Kau sungguh mulia. Sungguh. Bahkan dengan tubuh mu yang sudah renta dan tidak sesehat dulu pas kau muda, kau tetap memilih untuk tidak menyerah akan nasib.

Aku sungguh miris melihat mu, bahkan hampir sebagian airmata ku masih mengenang menghalangi bola mata ku. Ya, pandangan ku kabur melihat semua huruf-huruf ini berjalan memenuhi layar blog ku. Hanya pada tulisan aku bercerita, aku hanya bisa menyampaikan keadaan mu yang sangat tidak beruntung itu. Aku ingin berteriak pada anak cucu mu tapi entah dimana mereka dan sepertinya itu tidak membantu mu untuk keluar dari keadaan yang sangat menyesakkan dada itu.

Sekarang aku berpikir, sudahkah kau makan malam ini nenek tua? Apakah kau di sana sama seperti ku sekarang hanya sendiri, belum makan dan tanpa di temani seorang kawan pun?

Wahai orang-orang disana yang tidak punya hati nurani dan berharta, tidak kah kau lihat usaha dari seorang nenek tua itu? Dimana hati nurani kalian saat melihat nenek tua itu? Dimana? Tidak. Kalian tidak dapat menjawabnya. Kalian lebih mementingkan diri kalian sendiri.

Wahai anak muda, akan kah kalian masih mengeluh tentang yang kalian dapat sekarang ini? Coba lihat nenek tua itu. Tidak kah kalian dapat memetik suatu hikmah atasnya.

Nenek tua, seandainya kau tahu, kau adalah salah satu penyemangat dalam hidup ku selain orang tua ku. Setiap aku melihat mu atau melihat nenek tua yang lain nya, hati ku merasa terhujam lebih keras daripada diputuskan oleh kekasih ku. Bahkan, setiap aku melihat mu, aku selalu berjanji kelak aku akan sukses dan mengangkat derajat mu untuk menikmati sisa hidup mu yang sangat sedikit itu.

Nenek tua, seandainya aku punya kekuatan memutar dunia, aku akan menukar posisi mu dengan ibu-ibu pejabat di luar sana yang tidak harus bersusah payah menunggu dagangan sampai keriput memenuhi wajah. Karena kau lebih pantas untuk di hormati daripada mereka.

Semoga Tuhan memberikanu kebahagiaan berlimpah melebihi sekedar harta. Semoga kau dilimpahkan kekuatan menghadapai keras dan tidak adilnya dunia. Semoga kau diberikan ketenangan dan ketabahan menerima nasib ini.

Percayalah, kau lebih baik miskin daripada kaya dan tidak tenang karena diburu KPK. Lebih baik kau berteman dengan alam dan teriknya matahari daripada bergelimang harta tapi tinggal di dalam jeruji besi. Bahagialah dengan keterbatasan ini nenek tua. Tuhan menyertaimu.


Saran ku....

2 komentar: