Minggu, 02 November 2014

Belum Tentu

"Belum tentu yang pergi meninggalkan selalu cintanya yang sedikit. Bisa jadi karena beban yang terlalu berat, dan kau tidak menguatkan."


Kata-kata tersebutlah yang sampe sekarang gue pegang. Bukannya belum bisa menerima, tapi ketika bimbang kenapa semua bisa terjadi, maka gue mengingat kata itu...

Disaat pendapat orang lain begitu banyak masuk ke dalam otak gue. Terkadang goyah. Terkadang menyesali. Entahlah..

Yang gue tau dan gue percayai sampe sekarang cuma kata itu. Kesalahan gue yaitu tidak menguatkan dia. Kesalahan dia? Gak ada. Gak ada sama sekali.

Gue sangat menyesal kenapa bisa terjadi hubungan yang semu itu. Seandainya sebelum itu gue sadar bakalan kehilangan orang yang tau seluk beluk gue, gue bakalan berhenti. 

Dan yang gue sesali lagi, kenapa dia begitu sangat tertutup. Bahkan jika dia begitu terbuka, kata meninggalkan tentu tidak ada. 

Ya memang, beban dia terlalu berat. Sangat berat untuk jiwanya yang masih rapuh dan labil. Gue dari awal sadar akan resiko menjalani dengan anak kecil. Tapi masih gak nyangka itu bakalan terjadi. 

Meninggalkan dengan alasan tak sanggup berjuang. Perih memang. Ketika gue udah begitu berjuang, dia nyerah. Tapi mungkin saja sebenarnya perjuangan gue gak ada apa-apanya dibanding perjuangan dia. Cuman itu, dia gak terbuka dan gue juga gak tau.

Gue ingat perjuangan gue yang terakhir untuk dia. Yaitu gue bela-belain pulang kampung demi dia. Sebenarnya gue gak boleh pulkam. Tapi gue maksa. Gue tetap memacu motor gue pulkam demi melihat dia. Tanpa izin. Takut akan menjadi bencana dijalan? Pasti ada. Tapi gue yakin, itu lah pengorbanan. Goblok ya gue.

Berat menerima, namun juga tidak memaksa. Jika dengan meninggalkan gue dia tetap sehat, gpp. Tetapi prinsip tetaplah prinsip. Gue gak pernah bisa baik-baikan sama mantan. Cih, lemah.

Tapi ini sih cerita versi yang dikasih ke gue. Belum tentu cerita nyatanya seperti ini. Tidak menutup kemungkinan dia ternyata punya pacar lagi. Atau dia balikan sama mantan. Atau ada versi lain lagi. Who knows?

Gue heran, kenapa tulisan gue kali ini begitu kacau. Aneh. Tapi ini lah isi otak gue. Kacau semua. Semoga yang baca ngerti. Tujuan gue nulis ini sih untuk jika suatu nanti gue lupa, bisa inget lagi bagaimana perjuangan itu begitu indah dan gak semua orang bisa melakukannya. Iya gak? Haha 


Sebab kehilanganmu sayang, seperti kalimat tanda tanda baca. Dan kini, kita dispasikan benci. 












Sabtu, 18 Oktober 2014

Di Dunia Pararel

Suatu hari...

"Aku mencintaimu!" Ucap seorang wanita kepada ku.

"Kenapa kau mencintaiku?" Aku bertanya heran.

"Kenapa? Haruskah cinta mempunyai alasan?"

"Tentu. Jikalau kau mencintaiku tanpa alasan, bukankah mungkin saja suatu saat kau bingung kenapa kau mencintaiku sehingga bisa jadi kau meninggalkanku."

"Oke. Aku mencintaimu karena aku menginginkan kau suatu saat nanti menjadi imam ku." Kata wanita itu dengan sangat yakin.

"Lantas, disaat hampir semua wanita sekarang begitu mempertahankan gengsi dan ego mereka akan perasaan mereka, kenapa kau tidak demikian? Mengapa kau mengutarakan ini kepadaku?" Selidikku padanya. Karena aku belum begitu percaya.

"Yah memang. Aku tak mendustai diri sendiri kalau aku juga demikian. Begitu egois dan gengsi. Tapi perihal mencintaimu, aku bisa membuangnya untukmu."

"Kenapa?"

"Sederhana. Aku takut ada wanita lain yang mendahului ku untuk melakukan hal ini padamu. Yaa, karena aku mencintaimu."

"Cih. Aku saja tak yakin kau benar-benar serius menyatakan ini kepadaku. Bagaimana mungkin akan ada wanita lain yang melakukan hal yang sama sepertimu. Kau tau aku pria seperti apa. Itu mustahil." Kata ku dengan senyum picik.

"Aku tau tentangmu. Aku tau betapa brengseknya kau. Aku tau betapa bangsatnya kau. Aku tau itu."

"Nah, jika kau tau, mestinya kau menjauhiku."

"Awalnya memang demikian. Aku sangat membenci tipe-tipe pria sepertimu. Aku menganggap pria sepertimu itu sampah. Tapi pernah suatu saat aku melihatmu di tampar seorang wanita. Seketika itu wajahmu langsung dingin. Tapi kemudian kau tersenyum lagi kepada wanita itu. Dari sana, aku melihat ada sesuatu yang berbeda padamu. Karena penasaran, aku menyelidiki mu. Dan berakhir seperti ini. Aku memberanikan diri untuk mengutarakan ini kepadamu."

"Berbeda? Apa yang berbeda? Aku tetaplah begini. Begitu brengsek dimata wanita."

"Tidak. Kamu brengsek hanya ingin akan pengakuan. Kamu yang dulu sering disia-siakan dan disakiti, menjadi hilang arah. Aku tau, kamu menjadi brengsek karena ingin menemukan wanita seperti aku kan? Yang ingin mengakui keberadaanmu. Dan itu lah aku. Aku mengakuimu. Bahkan mencintaimu."

"Darimana kau tau akan hal itu? Rasanya aku tak pernah curhat kepada siapapun akan hal itu."

"Perasaan wanita mungkin bisa kamu permainkan. Tapi tidak bisa kamu bohongi. Dan untung perasaanku menyadari akan hal itu."

"Lalu, sekarang apa yang kau inginkan?"

"Kamu juga mencintaiku dan kita bisa bersama."

"Itu tidak mungkin. Jika kita bersama, kau lah yang akan menderita. Kau kan tau image ku sangat negatif. Bahkan orang tuamu membenciku. Kau akan dianggap wanita murahan karena kau bersama pria yang brengsek ini. Aku tak ingin menjadi begitu."

"Aku tak takut akan hal itu. Persetan dengan semua. Aku akan berjuang bersamamu untuk itu."

"Tapi, aku masih bingung. Kenapa kau bisa jatuh hati kepadaku? Sedangkan diluar sana banyak pria baik. kaya, atau tampan yang mengejar-ngejarmu. Mereka semua lebih dariku. Kenapa kau begitu keras kepala untuk mencintaiku?"

"Aku tak tau. Aku pun bingung kenapa bisa begitu mencintaimu. Yang aku tau sekarang, kamu adalah pria brengsek yang aku cintai. Perihal image mu yang negatif itu, mari kita berjuang bersama untuk mengubahnya. Aku rasa tak sulit karena pada dasarnya kamu adalah orang baik."

"Tapi....."

"Tapi apalagi? Kau meragukan kesungguhanku? Ayolah. Aku berjanji akan berjuang untukmu. Berjuang bersamamu. Selalu. Menikmati proses dari bawah bersamamu. Bukankah rumusnya begitu, sehingga jika nanti kita mencapai kemenangan, itu akan sangat indah. Aku lebih memilih jalan hidup seperti ini, daripada mencari pria yang sudah mapan sehingga hidupku senang. Aku tidak puas menjalani kehidupan seperti itu. Terlalu hambar untuk dijalani. Hidup bukan sekedar harta, tapi proses itu lah yang dinamakan hidup."


**************************

Suatu kisah yang hanya bisa terjadi di dunia pararel. Sebuah dunia yang berkebalikan dengan dunia kenyataan. Sementara itu, kenyataan apa yang sesungguhnya terjadi di dunia nyata ini?









Jumat, 20 Juni 2014

Mencintai Dengan Tahu Diri

Saya sedang duduk di depan cermin ketika sahabat terbaik saya datang dengan wajah muram. Ia duduk di hadapan saya. Terdiam lama menatap saya yang tengah diam menatapnya.
"Have you ever fall for someone you haven't even met? And you just wish over time if that someone would ever fall for you too."
Saya tidak menjawab.
"Bahagiaku tidak bergantung padanya. Tetapi kehadirannya membuatku bahagia. Sampai suatu pagi aku membaca teks darinya. Ia bilang, ia akan berhenti mendekatiku sebab ia merasa itu hanya menggangguku. Ia mengira aku bosan dengan segala perhatian yang ia berikan padaku."
"...nggg oke, terus?" Akhirnya saya bersuara.
"BAGAIMANA AKU BISA BOSAN, SEMENTARA SEGALA PERHATIAN DARINYA ADALAH KEBAHAGIAAN?" Ia menjawab dengan nada tinggi. Ada genangan air di kedua matanya.
"BAGAIMANA IA BISA BERPIKIR BAHWA AKU MERASA TERGANGGU, SEMENTARA AKU SELALU MENDAPATI DIRIKU KECEWA TIAP KALI PONSELKU BERDERING NAMUN BUKAN DARINYA?" Pipinya mulai basah. Suaranya menyiratkan keputus asaan.
"Aku harus bagaimanaaaa?" Tangisnya pecah.
Saya diam.
"Kau kan tahu, aku tidak pandai dalam urusan seperti ini. Kalau saja aku mahir, aku tentu tidak melajang selama ini. Empat tahun tidaklah singkat untuk dilalui sendiri, kau tahu?" Ia melanjutkan.
Saya masih mendengarkan.
"Lalu ia hadir. Tidak ada hal istimewa yang ia lakukan padaku, namun kehadirannya membuatku merasa cukup."
"Sejauh ini kedekatan kami memang hanya melalui teks dan telepon. Belum sekalipun kami pernah bertemu. Ia di luar pulau sana, sementara pekerjaanku di sini belum memungkinkan untuk aku bisa cuti."
"It's weird and beautiful, yet sad at the same time that you can't meet that someone whom you're able to hold a long convo with, everyday."
"Aku dan dia adalah sepasang rindu yang masih dipisahkan temu."
Ia masih bercerita saat sekilas saya menangkap senyum di bibirnya.
"Aku bahagia sewaktu ia mengakui kecemburuannya pada seorang pria yang juga mendekatiku. Terlebih lagi, ia mengenal pria tersebut. Kau tahu? Ia lucu sekali jika sedang cemburu." Senyumnya merekah.
"Sayangnya ia tidak tahu, hanya ia yang kubiarkan mendekatiku." Senyumnya kembali hilang.
"Ia bilang sayang padaku. Namun aku tak turut membalas ucapannya."
"Sampai sekarang ia tidak tahu, pria yang pernah dicemburuinya itu bahkan tak pernah aku tanggapi. Pun ia tidak tahu bahwa aku...entah bagaimana--aku berharap tidak mencintainya, tapi aku punya perasaan padanya. Tidak jelas apa namanya perasaan seperti ini. Tidak masuk akal. Kami bahkan belum pernah bertemu."
"Itu namanya...cinta," ucap saya.
"Tak perlu kau tegaskan," balasnya kesal
"Mengapa tidak kamu jelaskan padanya? Mengapa kamu biarkan ia membenarkan kesimpulannya?" Saya bertanya heran.
"Karena aku mencintai dengan tahu diri." Jawabannya membuat saya merinding.
"Maksudmu?" Saya menuntut penjelasan.
"Dia pria baik. Menyenangkan. Mempesona dalam kesederhanaan. Punya wajah rupawan dan cukup terkenal. Tak heran banyak wanita cantik di sekitarnya. Sementara aku, hanya begini adanya." Wajahnya tertunduk.
"Aku tidak yakin hanya aku wanita yang ia dekati. Ia punya begitu banyak pilihan di sana. Sementara aku jauh di sini, dan hanya begini. Aku sadar diri. Tetapi kedekatan ini membahagiakan. Rumit memang. Kupikir jika aku mengetahui yang sebenarnya, aku pasti akan patah hati. Kau tahu, ini seperti minum racun yang enak rasanya. Itulah mengapa aku tak kunjung meminta kejelasan hubungan kami padanya. Ia tak suka ribet, aku pun tak ingin drama."
"Oh tentu. Silakan tertawa!" Katanya, begitu melihat saya mematung.
"Jatuh hati pada yang belum pernah ditemui adalah kebodohan," ucapnya.
"Namun itu bukanlah kesalahan," saya memotong.
Ia menatap saya.
"What? People are stupid when they're falling in love," saya menambahkan.
"Kebodohanku memang keterlaluan. Bahkan saat ia pamit untuk berhenti mendekatiku, aku tidak mengatakan apa-apa." Ia melemparkan pandangannya ke arah luar jendela.
"It's ok. Being stupid is better because we learn. In a very hard way. Sometimes." Saya mencoba bijak, namun sepertinya gagal.
Ia tersenyum sinis. Saya bertaruh dalam hati bahwa ia akan meludahi saya beberapa detik lagi. Ah, saya tidak akan kelepasan sok bijak lagi kalau begitu.
"Atau...ia sengaja memanipulasi keadaan agar punya alasan untuk menjauhiku? Jadi ini semua hanya skenario agar ia tak terkesan menyakitiku?" Ia nampak berpikir.
Saya sedikit lega dalam hati sebab ia tidak jadi meludahi saya.
"Jangan suka membenarkan kesimpulanmu sendiri!" Saya mengingatkannya.
"Saat ini, aku bahkan tidak tahu mana yang benar dan mana yang salah. Mana yang seharusnya aku lakukan dan mana yang tidak," jelasnya dengan wajah kembali tertunduk.
"Aku benar-benar tidak tahu apakah ia berharap aku mencegahnya atau membiarkannya pergi?"
"Aku tidak ingin salah memperlakukannya. Entahlah."
"The last things I know is when you care about someone, you want them to stay."
"..."
"But sometimes, showing you care means letting them go."

DHEG!

Saya menatap sosok sahabat di depan cermin ini. Saya mematung lagi. Lama sekali.

-FA

Kamis, 29 Mei 2014

Move On

Suatu hari ditengah hujan, seseorang pernah mendatangi saya dengan matanya yang sembab. Saya bertanya apa sebab dia menangis. Dia hanya diam. Tak menceritakan apapun. Dengan alis yang bertautan dalam perasaan bingung, saya membiarkan saja dirinya larut dalam tangis untuk beberapa saat. Hingga akhirnya ia buka suara.

"Apa cinta memang diciptakan dengan kesedihan? Mengapa Tuhan tak menciptakannya dengan kebahagiaan saja? Sehingga tak lagi ada orang yang terluka hanya karena cinta."

"Saya pikir, justru cinta diciptakan untuk kesedihan dan kebahagiaan. Tuhan sepakat untuk menciptakannya sepaket. Keceriaan dan kepedihan. Toh, apalah artinya sedih dan bahagia, bila tak ada cinta untuk menemani saat menceritakannya. Ada apa?"

"Aku tak bisa melupakan. Sudah setengah tahun kepalaku selalu disesaki kenangan lalu," jawabnya dengan napas tersengal.

"Bersabarlah. Hatimu lebih luas dari yang kau sangka. Sudah saatnya untuk bangkit dan berdiri lebih tegak lagi. Kepergian jangan sampai membuatmu kehilangan diri sendiri."

"Aku sudah mencoba, tapi tak bisa."

"Kau belum mencoba apapun. Yang kau lakukan hanya berusaha melupakan. Bagaimana mungkin kau bisa lupa, padahal untuk melupakan kau harus kembali mengingatnya lagi. Sudahlah, relakan untuk melepaskan. Terimalah kenyataan bahwa hatinya bukan lagi milikmu dan hatimu masih sepenuhnya kau miliki. Jangan biarkan dirimu jatuh dalam kubang luka. Hatimu yang merah muda terlalu baik untuk dibiarkan sakit. Berdamailah dengan dirimu sendiri. Maafkanlah dirinya dan dirimu sendiri. Mari mulai lagi untuk melangkah dan membuat kenangan baru. Berjalanlah sesekali. Buka mata dari kepedihan yang sebenarnya tak seberapa."

"Entahlah, hatiku telah mati semenjak ia melangkah pergi," ia berkata dengan senyum yang dipaksakan, sarat akan kegetiran.

"Move on bukan tentang bersegera dalam mencari sekeping hati baru. Tapi seberapa mampu kau terlepas dari luka dan kenangan lalu."

"Bagaimana caranya?"

"Memaknai proses move on itu seperti mempelajari tingkah bayi yang baru lahir. Mencoba merangkak dan berjalan meski kerap terjatuh. Berletih-letih bangkit walau kau merasakan sakit. Hingga akhirnya datang masa ketika kau mampu berlari, meninggalkan kenangan tepat di belakang."

"Aku akan mencoba untuk berdiri lebih tegak lagi. Terima kasih atas waktumu. Aku pamit pulang."

"Berhati-hatilah, hari masih hujan."

"Aku suka hujan. Yang tidak aku suka adalah bagaimana mungkin seseorang yang sedang kucoba untuk lupakan, justru sekarang sedang memberi wejangan untuk merelakan. Mengapa cinta membuatmu melepaskanku?"


-GH-

Sabtu, 12 April 2014

Curhatan Sang "Tong Sampah"



Dalam setiap circle pertemanan akan selalu ada satu orang yang jadi tong sampah semua masalah teman-temannya a.k.a tempat curhat. Berantem sama pacar? Ngadu ke dia. Masalah keluarga? Lari ke dia. Dikejar-kejar anjing gila? Nangis ke dia. Semua ke dia.

Saking mahirnya dia menjadi "tong sampah" dengan segala nasihat dan solusinya, teman-temannya sampai lupa kalau dia juga manusia sama kayak mereka. Dia juga pernah dikejar anjing gila, ribut sama keluarga, dan tentu saja dia juga punya kegelisahannya sendiri tentang cinta.

Tapi karena sudah biasa ngadepin segala masalah temennya, dia jadi berprinsip; ah masalah mereka udah banyak, gue hadepin sendiri ajalah. Jadi guys, coba itu teman mu yang sering jadi tempat curhat sesekali ditanyain juga tentang hidupnya. Kasihan.

Dan itulah gue. Gue sering banget di jadiin "tong sampah". Baik dari teman, ataupun followers gue. Sampe-sampe gue bingung mau curhat sama siapa saking banyaknya temen yang curhat ke gue. Alhasil jadi berasa alone. :(

Seumur hidup gue pernah punya 1 orang temen yang sering gue curhati. Dan sekarang kita udah jauh. Gak enak juga gue masih curhat ke dia sedangkan dia pasti sibuk dengan aktifitasnya sekarang. Jadi mahasiswa itu berat. Gak mungkin juga rasanya dia bakalan ikhlas dengerin dan bahkan ngasih solusi dengan curhatan gue. So, sampe sekarang gue belum bisa nemuin "tong sampah" gue yang baru.

Anehnya, orang-orang selalu curhat ke orang yang masih jomblo. Minta nasihat tentang percintaan ke orang yang gak punya cinta. Mungkin beberapa orang berpikir curhat ke jomblo karena beban hidup mereka sedikit karena gak ada pacar yang dipikirin. Dan, itu salah banget.

Intinya, gak mudah bagi seseorang yang biasa dijadiin tempat curhat untuk menemukan tempat curhatnya sendiri. Biasanya mereka lebih sering memendam sendiri. Sering hanya tersenyum kalo ditanyain tentang dirinya. Sering hanya dijadiin "Kamu kan cuma teman curhat aku, gak usah berharap lebih lah" *nyesek*. 

But, gue seneng banget kalo ada orang yang masih mau curhat ke gue atau menjadikan gue "tong sampah"nya. Itu menandakan masih ada orang yang mempercayakan aibnya ke gue dan masih ingin menerima solusi dari gue. Dan alhamdulillah sampe sekarang siapapun yang curhat ke gue belum pernah tuh gue emberin. Rahasia aman. Hhe. :))






Rabu, 19 Februari 2014

Move On Itu Masalah Sepele




"Move on"

Apa yang lo pikirkan ketika mendengar kata tersebut? Beda-beda. Tiap orang, beda arti. Tergantung apa yang pernah terjadi di kehidupan orang tersebut.

Kalo menurut gue ya, dan bagi gue move on itu adalah fase yang gak jelas standarisasinya. Beda kasus, beda standarnya. Gak ngerti? Oke, cukup lo baca saja. Karena IQ orang juga beda-beda. Tapi dalam tulisan gue ini, gue ngebahas tentang move on dalam percintaan.

Move on kata orang-orang pada umumnya adalah sebuah perasaan yang terbebas dari mantan pacar sebelumnya. Udah gak punya perasaan apa-apa lagi ke dia, udah gak peduli lagi ke dia, dan lain-lain. Tapi apa move on itu mudah? Jawabannya...

"KEMBALI KE DIRI MASING-MASING"

Yap. Itu jawaban yang tepat menurut gue. Kembali ke diri masing-masing karena hanya diri sendiri yang tau dengan diri sendiri. Gak orang lain. Orang lain hanya dapat memberi saran. Yang ngelakuin kan diri sendiri juga. Mau nerima atau enggaknya.

Gue sering banget dicurhati oleh orang-orang yang baru putus cinta. Gue kasih saran cara cepat move on dari mantan dengan metode gue sendiri. Tapi gak semua yang bisa ngejalanin nya. Kenapa? Kembali ke diri masing-masing.

Jadi gini, tolong lo camkan kata-kata ini, "move on itu bukan perkara murah, semua butuh proses dan gak instan". Kecuali lo tipe orang yang brengsek.

Jika lo ngeliat ada teman lo yang "katanya" udah move on tapi tetap aja masih perhatian sama mantannya, fix itu cuma bullshit. Move on itu perkara perbuatan, bukan dimulut doang. Tapi lo jangan menyimpulkan jika ada orang yang keliatan nya udah move on, bahkan sampai musuhan sama mantannya itu berarti udah move on beneran. Siapa tau dia menahan dalam hatinya. Dan ini juga membuktikan kalo move on itu juga adalah masalah perasaan.

Karena sesungguhnya move on tidak ada yang berhasil. Rasa tidak bisa hilang dengan sempurna. Pasti akan tersisa walo sedikit. Jadi bagi lo yang stress karena di ketawain belum move on, selow aja. Yang ngatain itu pasti juga belum move on. Yakin deh.

Contohnya aja gue. Gue itu orangnya gampang banget move on. Walo gak singkat, tapi berhasil move on. Tetapi sebenarnya masih ada mantan yang belum bisa gue move on dari dia. Coba lo baca postingan gue yang November? 26 dan November? 26. Part 2. Disana lo bisa ngebaca gimana sampai sekarang gue gak pernah bisa move on dari dia.

Selain masalah perbuatan dan perasaan, move on itu juga masalah kebiasaan. Tiap hari lo di ingetin pacar buat makan, buat salat, dan lain-lain. Tapi ketika putus lo akan merasa sangat kehilangan akan hal tersebut. Gak ada lagi yang ngingetin lo. Lo sedih, stress, belum move on dan gantung diri.

Jadi, gue mau ngasih cara move on yang sering gue lakuin dan yang berhasil. Berhasil sampai sekarang gak pernah balikan sama yang namanya mantan. Itu adalah ciri sukses dengan move on. Tapi tetap, kembali ke diri masing-masing.

- Niat. Percuma pengen move on tapi gak ada niat. Semuanya itu di awali niat. Asal udah punya niat, semua bakalan mengalir dengan baik. Tapi niat juga bukan sembarang niat. Niat harus kuat. Kalo enggak, berujung menjadi ngenes dan balikan lagi sama mantan. Fix lo gagal move on.

Tapi niat yang kuat pun belum tentu berhasil tanpa tindakan. Lo udah niatan banget pengen move on. Lo bertekad dengan bersungguh-sungguh. Tapi pas ketemu mantan aja masih gugup. Jadi niatan lo itu semua adalah bullshit belaka.

- Kebiasaan. Ubah kebiasaan lo sama dia. Awal-awal sih emang berat. Tapi lama-kelamaan kebiasan itu bakalan hilang berganti dengan kebiasaan yang baru. Dan inilah fase terberat yang akan lo lalui.

Gimana cara ngubah kebiasaan? Menurut gue gampang. Cukup dengan menghabiskan waktu dengan ortu lo, temen-temen lo, sahabat lo, atau sama selingkuhan lo atau dengan siapa lah yang dapat bikin lo sibuk. Yap. Menyibukkan diri adalah hal yang berguna dalam move on. Dan tetap aja kembali ke diri masing-masing ya.

Kalo gue belakangan ini cara menyibukkan diri dengan menyenangkan adalah ngetweet. Seru lo.

- Kalo lo tipe orang yang susah move on, coba deh hilangkan semua yang berhubungan dengan mantan. Simpan jauh-jauh atau perlu buang barang pemberian mantan. Atau kasih kepada yang lebih membutuhkan. Atau yang lebih gregetnya kasih kembali ke mantan lo lagi. Biar dia yang susah move on. Hapus foto-foto yang ada wajah mantan nya, dan lain-lain yang berhubungan dengan mantan. Singkirkan apapun itu yang bisa ngingetin lo sama mantan.

Kalo gue sih barang-barang yang pernah dikasih mantan masih lengkap. Karena itu adalah saksi bisu dari kenangan. Lagian gue gak bakalan ngaruh sama barang-barang tersebut karena gue emang orang yang gampang move on. Foto-foto mantan juga tersusun rapi di folder kusus laptop gue. Sekali-kali gue buka untuk ngetawain masa-masa kesalahan gue yang pernah cinta sama dia. Dan itu seru. Tapi ingat, ini cuma berlaku bagi orang yang gampang move on dan brengsek. Kembali lagi ke diri masing-masing.

- Jangan sering dengerin lagu yang bisa ngebuat lo nginget mantan lagi. Kurang-kurangi dengerin musik galau. Apalagi bagi lo yang lemah mentalnya. Dengerin lagu Haddad Alwi aja langsung mewek karena nginget mantan. Pokoknya jangan. Coba lah cari musik baru. Apalagi yang gak pernah lo atau mantan dengerin. Seperti lo suka musik dangdut, coba deh dengerin musik metal. Yakin gak bakalan ke inget mantan lagi. Tapi tetap ya, kembali ke diri masing-masing.

- Bagi yang susah move on, jangan pernah stalking mantan kalo lo emang mau sukses move on. Karena itu merupakan bom waktu. Lo makin gak bisa ngelupain mantan. Cobalah untuk tidak peduli apapun about mantan. Kalo bener-bener susah, lo block twitter mantan, lo delcont BBM mantan, lo apus pertemanan fb dengan mantan dan lain-lain yang dapat membuat lo penasaran dengan mantan.

Tapi gue, gue sebenarnya hobby banget stalking. Asal lo tau aja, tiap hari gue pasti ada ngestalking mantan. Bukan berarti gue gak bisa move on, tapi karena seru aja. Gue bisa tertawa terbahak-bahak ngeliat tweet mantan yang kena php gebetannya atau gue bisa dapat bahan tweet karena stalking. Dan juga mendapat informasi terbaru. Karena gue benci kudet. Informasi itu penting brader. Tapi ingat, kembali lagi ke diri masing-masing.

- Sugesti yang positif. Coba deh bilang ke diri lo sendiri "ya udah deh, relain aja". Otak lo bakalan tersugesti untuk move on dan merelakan hal tersebut. Tapi coba aja lo mensugesti otak lo "Gue pengen move on, tapi sulit banget". Nah darisana aja lo udah gagal. Sugesti lah yang dapat membuat lo move on, bukan yang dapat ngebuat lo gagal move on.




Coba deh itu tips-tips dari gue cara move on-nya. Tapi kalo lo masih gak bisa move on, jangan sok-sokan pula pengen move on. Balikan aja lagi. Simple. Tapi itu membuktikan diri lo gak laku. Cupu bener balikan sama mantan. Hahahaha

Kata-kata dari gue: Move on itu step by step. Cerna deh tuh kata-katanya. Dan galau karna move on itu gak selamanya negatif. Bisa aja dengan kegalauan lo itu muncul kreativitas keren. Seperti bisa nulis tulisan galau. Itu positif banget. Salurkan dengan baik.

Yoi. ^_^



Senin, 17 Februari 2014

Adakah wanita yang seperti ini?



Cowok : *telfonan* Sayang, jalan yuk. Aku kangen.
Cewek : Yuk. Aku juga udah kangen kamu.
Cowok : Kita ke Restaurant A ya.
Cewek : Tapi yang, itu kan restaurant mahal.
Cowok : Iya gpp. Aku lagi ada duit kok. :))
Cewek : Jangan lah yang. Ini kan bulan tua. Berhemat dong.
Cowok : Jadi kamu nolak pemberian aku?
Cewek : Bukan gitu. Aku sungguh kangen banget sama kamu. Sungguh sungguh kangen. Aku sangat ingin bertemu kamu secepatnya. Tapi aku menolak untuk diajak ke tempat mahal hanya untuk bertemu aku. Kenapa harus kesana sedangkan kita bertemu dan makan di bakso keliling aja udah bisa bikin kita berdua melepas kangen?
Cowok : Tapi yang, aku ingin membuat kamu bahagia.
Cewek : Cewek mana sih yang gak bahagia diajak kencan ke tempat mahal. Tapi itu semu yang. Bahagianya semu. Lebih baik duit kamu, kamu tabung untuk masa depan. Untuk buka usaha, untuk naikin haji ortu, atau bahkan untuk melamar aku nanti. Itu lebih berarti daripada harus mengahambur-hamburkan uang untuk kebahagian sesaat.
Cowok : Maaf yang, aku harus sedikit memaksa. Sudah tugas seorang lelaki untuk membahagiakan wanita nya.
Cewek : Maaf juga sayang, aku juga akan memaksa. Untuk saat ini aku sudah sangat bahagia karena memiliki seorang kekasih seperti mu. Walaupun tanpa kemewahan, aku sudah sangat bahagia. Tapi untuk saat ini, lebih baik kamu membahagiakan orang tua mu dulu sebelum aku. Letakkan mereka pada prioritas pertama. Sedangkan aku? Aku tak ingin kamu begitu bersusah payah memikirkan berbagai cara membahagiakan ku. Apalagi dengan harta sehingga kamu rela mengorbankan uang makan mu hanya untuk mentraktirku makan atau apapun itu. Bahagia ku adalah selalu disamping mu sampai menjadi istri mu kelak. Bahagia ku melihat calon suami ku berbakti kepada orang tua nya.
Cowok : Sayang, aku sungguh beruntung punya pacar sepertimu. Semoga kau benar-benar adalah jodoh ku kelak.
Cewek : Aku selalu mengaminkan itu sayang, setiap doa sehabis salat ku. Selalu. Jadi, nanti kita jalan. Makan bayar masing-masing. Kamu bisa menabung, aku juga bisa menabung. Jujur sayang, aku agak kurang setuju dengan pepatah "cowok musti ngebayarin".
Cowok : Yang, love you.

So, adakah wanita yang pemikirannya kayak gitu? Kalo ada, kenalan yuk.

Minggu, 09 Februari 2014

Kebaikan Seorang Wanita Cantik

Pada zaman dahulu kala, ada seorang preman di sebuah kampung bernama Tenggen. Dia mempunyai tampang yang sangar dan memiliki banyak tatto di sekujur tubuhnya. Dia juga memiliki otot-otot yang besar, dan saking besarnya disimpan dirumah nya karena berat. Sehari-hari kerjaan Tenggen hanya berjudi dan mabuk-mabukan.

Suatu hari, dia mulai merasa hidup nya terasa tak berarti sama sekali. Kemudian dia memutuskan untuk pergi ke Jakarta untuk merubah hidup menjadi lebih baik. Dengan bermodal uang Rp12.500 (hasil malak), dia nekat naik bus menuju ke Jakarta. Kota yang akan mengubah hidupnya.

Dengan berjalan kaki, akhirnya sampai lah Tenggen di terminal dan menunggu bus menuju Jakarta yang berangkat pada pukul 13.00 WIB. Setelah menunggu beberapa lama, bus yang ditunggu akhirnya datang juga. Namun, Tenggen harus berdesakan dengan penumpang lain yang juga ingin pergi ke Jakarta. Tenggen tidak mendapatkan kursi sehingga menyebabkan dia harus berdiri. Berdesakan. Panas. Di dalam bus tersebut banyak penumpang yang terdiri dari pemudik, pedagang dan lain-lain.

Tetiba perut Tenggen pun mual karena menghirup aroma yang kurang sedap. Seperti; keringat, ketek, bau mulut orang lain, hingga bau kentut. Tenggen ingin memuntahkan isi perutnya karena mual yang semakin menjadi. Tapi biarpun dia seorang preman, dia bukan tipe orang yang jorok. Lalu dia mencari kantong plastik untuk wadah muntahan isi perutnya.

"Bos, Minta kresek dong!! Gue mau muntah nih!!!"

Dia bertanya ke semua orang yang berada di dalam bus (iya, di cerita ini kan si Tenggen lagi naik bus, bukan truk). Dari penumpang yang berada di belakang sampai penumpang yang di depan. Setelah bertanya ke hampir semua orang di dalam bus tersebut, dia berhasil mendapatkan kantong plastik dari seorang wanita cantik. Lalu, tanpa basa-basi lagi, Tenggen pun langsung muntah...

Seperti yang saya bilang tadi, Tenggen bukan tipe orang yang jorok. Setelah muntah di plastik, dia mengikat rapat plastik tersebut dan dia berencana membuang plastik tersebut kalau sudah turun dari bus.

Namun ada hal tidak terduga yang terjadi, Tenggen cegukan! Dia butuh seteguk air putih untuk di minum agar cegukannya hilang. Tapi di dalam bus tidak ada penjual air mineral dan posisi bus baru saja memasuki jalan tol. Tenggen panik, Tenggen sedih, Tenggen cLaLoE CeNdiLi..

Tetapi Tenggen mendapatkan sebuah hidayah. Tenggen mendapatkan sebuah ide yang sangat brilian. Tanpa aba-aba, Tengen langsung membuka kantong plastik berisi muntahan dia tadi, lalu meminumnya.

"Glek! Glek! Glek!" (ceritanya suara lagi minum)

Taraaaaaaa. It's magic!!! Cegukan Tenggen pun menghilang. Tenggen bahagia. Tenggen senang. Tenggen UnYu ii4n9 V4lin9 c0oL 4b!Zzzz.. Lalu Tenggen pun tersenyum karena cegukannya telah hilang sambil melihat ke kantong plastik isi muntahan punya dia.

Penumpang lain yang melihat kelakuan Tenggen yang meminum muntahannya sendiri, langsung berteriak histeris karena jijik. Akhirnya semua penumpang tak terkendali. Mereka berlarian ke depan dan belakang bus. Kemudian supir bus pun ikutan kehilangan kendali. Lalu bus tersebut pun menabrak pembatas jalan dan terguling ke jurang. Bus meledak. Semua mati. Tamat---






Nb: Disarankan ketika membaca cerita ini tidak sedang memakan sesuatu. Thx to Ndar.




Sabtu, 08 Februari 2014

Kamu tuh gak pernah peka (?)

Yang belum tau atau lupa sama gue, oke kenalin. Gue Bale, umur 19 tahun, seorang perokok (bohong), ketampanan 69% (bohong juga), tidak suka pria, rajin beribadah dan pokoknya keren lah. Dan satu lagi, gue orangnya gampang sangean.

Gue gak tau belakangan ini males nulis. Atau mungkin karena lagi menikmati moleknya tubuh janda muda sebelah, eh typo. Maksudnya karena lagi menikmati liburan. Sekali-kali nih gue liburan dan pulang kampung pula. Ya setidaknya bermalas-malasan adalah agenda wajib setiap hari. Selain ngebantu mama masak spaghetti rasa kecebong tumis pedas, ngebantu ayah ngeringin air laut pake sendok, ngebantu adek untuk nangis dengan cara gue usilin, ngebantu nenek ngabisin duitnya, dan berbagai macam kegiatan yang sungguh bermanfaat lainnya.

Gini ya, walo gue jomblo, tapi gue ini sibuk. Jadi sorry-sorry aja ni yang bilang kalo gue itu jomblo ngenes. KALIAN ITU SALAH BESAR. CAMKAN ITU KISANAK. *garuk-garuk peler*

Jadi nih, gue lagi kesel. Ngggg.... btw ada yang peduli gak kalo gue kesel? Bowdhoamat lah kalo gak ada yang peduli. Eee tapi kalian musti peduli. Karena kalo gue lagi kesel, bawaannya pengen memperkosa orang, eh typo lagi. Maksudnya bawaannya pengen keranjang.

Oke, cukup basa-asam nya. Duh typo lagi. Maksudnya itu ya basa-basi nya. Kenapa gue sering typo gini ya. Apa karena dampak dari ketidakstabilan saham di Bursa Efek Indonesia sehingga mengganggu kredibilatas IHSG pada WallStreet yang menyebabkan harga Rupiah naik-turun terhadap Rupee sehingga populasi kecebong terganggu oleh kerasnya dunia ini. *paan c mas*

Jadi gini, gue lagi kesel sama cewek labil yang ngaku-ngaku udah dewasa padahal pikirannya masih dibawah standar balita. Gue gerah sama sikap mereka ini. Udah jelas-jelas salah, trus dikasih tau yang bener, eh malah ngelawan kalo dia benar. Taek, gue kesel bingit ini.

Salah satu contoh nya, gue paling gerah sama quote cewek "KAMU TUH GAK PERNAH PEKA". Wat de pak. I don't know what you think, girls. Kalian ini sungguh renyah untuk gue kunyah ketika ngomong atau ngetweet kata-kata itu.

Pertanyaan "Kenapa cowok itu gak peka" itu sebanding dengan pertanyan "Kenapa cewek selalu kebanyakan ngode".

Gue perhatiin nih ya, sebagai pecandu twitter gue sering ngebaca tweet-tweet nomention cewek labil yang berisi Da Vinci Code yang hanya bisa dipecahkan oleh Detectif Conan dan Ryuzaki. Tapi ya itu terserah meraka sih mau ngetweet apaan. (( TERSERAH )). Tapi kali ini gue mau membahas tentang kolerasi antara kode cewek di dunia maya terhadap dunia nyata dan dunia lain.

"Tadi kamu ganteng banget."
"Pengen nyapa, tapi takut sksd."
"Tadi ngebantu dia ngerjain tugas, seneng banget."
"Kamu tau gak aku tuh sebenarnya suka sama kamu."
"Tiap hari aku senyum manis ke kamu, masak gak ngerasa sih?"
"Kamu itu brengsek, jalan sama lonte itu. Emang aku kamu anggap siapa?"
"Kamu tuh cowok bajingan. Gak peka-peka"
"Kamu pantas masuk neraka. Aku udah capek berkorban kamu malah jadian sama di Budi. Kamu bajingan tengik"

Nah, itulah sederet tweet-tweet kode macam taik yang sering ditulis oleh cewek-cewek labil di dunia maya.

Gue yakin cewek itu udah tau kalo cowok itu diciptakan dengan 1% perasaan dan 69% logika. 30% lagi itu adalah kemesuman. Dan cewek itu diciptakan dengan 99% perasaan dan 0,000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000069% logika. Selebihnya masuk kebagian perasaan lagi.

Jadi, gak salah sih cewek selalu ngode cowok gebetannya walaupun tuh cowok sadar atau enggak karena emang cewek gak bisa berpikir dengan jelas. Gue sih gak bisa sangsi juga sebenarnya sama cewek karena logika mereka dangkal. Tau gak gue ngebahas hal beginian sama aja gue ngebahas kenapa cowok gak pernah bisa peka. Cowok dangkal akan perasaan, cewek dangkal akan logika.

Seandainya cewek bisa sedikit berpikir, dunia ini pasti akan damai sentosa. Tapi kebalikan kalo seandainya cowok sedikit berperasaan, akan banyak cowok yang berbadan sixpack tapi denger lagu galau dikit langsung mewek. Itu kiamat.

Cerita 1:
Ani naksir Budi. Kemudian Ani mencoba untuk caper ke si Budi. Dan Budi ternyata suka juga sama Ani. Ani kemudian menebar kode kemana-mana kalau dia naksir cowok dan berharap si Budi peka. Budi tau kalo Ani mengkode kalau dia naksir seorang cowok, tapi Budi gak tau kalau dia lah cowok yang dikode Ani karena kode Ani sangat susah dan sangat jauh untuk Budi merasa kalau dialah cowok itu. Budi galau ternyata Ani naksir cowok lain. Ani tetap aja nebar kode. Kemudian Budi berpikir gak usah berharap banyak karena Ani naksir cowok lain. Ani masih nebar kode. Budi memilih mencari gebetan baru. Ani mulai risih karena Budi gak peka-peka. Lalu Budi dapat gebetan bernama Susi. Ani tau kalau Budi mulai suka ke Susi, tapi gak sadar kalo dulu Budi suka ama dia. Ani gak mau kehilangan Budi karena dia sangat mencintai Budi. Teman Ani pun menyarankan untuk menembak Budi. Tapi Ani tidak mau karena gengsinya sebagai cewek sangat tinggi. Ani mengatakan cinta pada Budi, tapi dia tidak mau berkorban sedikit pun untuk Budi. Tapi tetap saja Ani mengkode Budi berharap agar dia peka. Budi melihat kode dari Ani dan sangat semakin sakit hati akan cowok yang ditaksir Ani. Kemudian Budi menanyakan langsung ke Ani siapa cowok yang ditaksir Ani. Ani senang karena Budi mulai peka. Kemudian Ani menjelaskan siapa cowok yang dia taksir dengan kode seperti dia itu cowok, ganteng, tinggi, baik, selalu bikin aku bahagia dll. Budi ngerasa gak pede karena sangat banyak cowok yang seperti kriteria Ani tadi. Lalu Budi mencoba menebak kalo Ani naksir Budi. Ani semakin senang karena Budi peka. Tapi Ani terlalu gengsi untuk mengatakan "Iya. Cowok itu kamu Bud". Ani malah menjawab "Coba deh terka". Budi semakin yakin itu bukan dirinya. Budi semakin bingung. Ani semakin gencar mengumbar kode super sulit. Budi semakin gak paham. Ani mulai menjugde Budi cowok brengsek karena gak peka terhadap perasaan cewek. Setelah 50 tahun menebar kode, Ani pun akhirnya menjadi perawan tua. Dan Budi sudah bahagia dengan Susi dan sudah memiliki 6 orang anak.

Cerita 2:
Budi suka sama Susi. Budi mencoba mendekati Susi. Susi pun welcome juga ke Budi. Budi selalu perhatian ke Susi. Susi pun begitu. Susi menampakkan kalau dia juga mencintai Budi. Susi mengubah bio twitter nya dengan mencantumkan nama Budi. Budi pun bertanya kepada Susi kenapa dia mencantumkan namanya di bio twitter Susi. Susi dengan terus terang mengatakan kalau nama Budi juga belakangan ini tercantum dihatinya. Kemudian Budi langsung ke rumah Susi dan menyatakan perasaannya. Mereka pun akhirnya pacaran.

Coba deh bandingin cerita 1 dan cerita 2. Cerita 1 menceritakan cewek yang kebanyakan kode dan gede gengsi. Hampir semua kisah tentang cewek gede gengsi berakhir dengan perih. Gue belum pernah tuh ngedenger cewek yang gede gengsi bahagia. Mereka semua pada ngenes. Mereka selalu megang prinsip cowok selalu duluan. Ya begitulah akhirnya, jadi perawan tua. Karena jumlah cowok sekarang itu 1:5 dengan cewek. Jadi satu cowok bisa milih salah satu dari 5 orang cewek yang bisa bikin cowok bahagia. 4 lainnya jadi perawan tua.

Karena cewek gede gengsi gak pernah bisa bikin cowok bahagia. Kenapa?  Cewek lagi sakit wasir, kemudian cowok ngajak jalan-jalan. Saat duduk di mobil, si cewek merasa kesakitan karena wasir nya. Tapi si cewek gengsi dan malu untuk mengatakan kalau dia sedang wasir. Akhirnya wasir si cewek tambah parah dan seminggu kemudian meninggal. Coba deh kalo si cewek bilang "Yang, aku lagi wasir, jadi gak bisa duduk lama-lama". Pasti cowoknya bakalan bilang "Ya ampun yang, maafin aku yah. Kamu udah berobat? Kita ke dokter yah. Abis itu kamu istirahat dirumah. Ntar aku temenin di rumah. Kamu mau bubur gak? Ntar aku bikinin bubur spesial rasa cinta dari aku. Duh, ge we es ya sayang". So, ngertikan maksud gue itu apa?


Kalian para cewek yang ngebaca tulisan gue ini pasti punya pemikiran "Kenapa harus cewek yang ngalah, kenapa gak cowok aja yang lebih peka. Atau minimal mereka kan bisa berpikir". Pasti ada yang punya pemikiran kayak gitu.

Jawabannya, semua kebahagian itu ada di tangan kalian, girls. Kebahagian kami juga ada di selangkangan kalian. Eh typo, maksudnya di dada kalian. Karena bagi cewek, cowok itu selalu salah dan cewek itu selalu benar. Kata-kata itu tak bisa dipungkiri. Itu adalah salah satu bukti dari jaman emansiapasi wanita ini.

Jadi pesan gue, jadi cewek itu jangan kebanyakan kode dan gengsi. Karena pada penciptaan cewek tidak ada unsur gengsinya. Yang ada cuma perasaan dan logika. Gengsi itu hanya akal-akalan dari cewek sok kecakepan. Paham?

Cowok itu makhluk yang simple dan cewek itu makhluk yang ribet. Cukup kalian jujur aja kami bakalan ngerti kok. Cuman, cewek yang gak kebanyakan kode dan gede gengsi itu sangat langka. Langka banget.

Apapun yang dilakukan cowok, semua akan salah di mata cewek.   

Dan boys, se-gak-peka-peka-nya kalian, kalian harus peka kalau cewek itu gak suka dikasarin dan disakitin. Kalian harus peka terhadap hal itu. Paham?

Semoga kalian yang ngebaca tulisan gue ini bisa sedikit memahami kehidupan. Buat cewek yang ngebaca, gue tau kalian sangat susah untuk bisa mencerna makna dari tulisan gue ini karena kalian sangat susah untuk berpikir, tapi setidaknya pahamilah. Plisss. Pahamilah. PAHA_milah. Pa_HAMIL_ah. Sekian. ^_^

Selasa, 14 Januari 2014

Bernama Natasha

Hello epri badeh...

Eh, lupa ngucap salam. Oke ulang lagi...

Assalamualaikum warahmatullahiwabarakaatuh.

Nah, monggo dijawab dulu itu salam gue. Hhe. Jadi gini.....Eh, gue ke inget kata ustad gue pas didikan subuh dulu, setiap kita mengawali sesuatu, sebaiknya mengucapkan basmalah. Oke, ulang lagi.

Assalamualaikum warahmatullahiwabarakaatuh.
Bismillahirahmanirrahim...

Sip. Mari kita mulai tulisan ini.

Jadi gini, tadi gue abis ngebaca tulisan si Cinto tentang mantan nya, tetiba gue dapat inspirasi gitu untuk bikin tulisan. Mood gue nulis yang telah hilang beberapa minggu ini pun kembali muncul dengan sangat membara. Thanks Cinto. Kau telah membangkitkan jiwa penulis ku lagi.

Postingan ini gue beri judul "Natasha, Sang Mantan Terindah Nomor 2"

Ada pula gitu yang namanya mantan terindah nomor 2. Mantan terindah kan biasanya sebiji. Eh typo, maksudnya seorang. Penasaran kan gimana cerita nya? Oke. Baca terus ya sampe habis.

Jadi pas itu, gue masih esempe. Dan di sini lah gue bertemu Natasha. Hari itu.....

Eh bentar, perut gue melilit. Eek dulu bentar ya. Tunggu....

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

*15 menit kemudian* masih belum kelar. Tunggu bentar lagi. Lagi konsentrasi penuh.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

*15 menit kemudian lagi* Duh, rokok gue belum habis. Tapi kaki udah kesemutan. Ah, tanggung.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

*15 menit kemudian lagi*
Oke sip. Kelar. Jadi tadi gue sampe dimana?.. Oh sampe situ. Jadi hari itu gue kenalan sama cewek bernama Natasha. Kami kenalan di.....

Fakkkk. Gue baru ke inget belum cebok. Pantes anus gue daritadi gatal melulu. Ternyata lupa cebok. Bentar, gue cebok dulu....

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

*5 menit kemudian*
Ah peler, air malah abis. Padahal baru setengah cebok. Duh, tunggu bentar ya, gue mau ke musolla deket kosan buat cebok dulu.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

*30 menit kemudian*
Huvt selesai juga. Oke, mari kita lanjutkan. Jadi nih, gue kenalan sama Natasha ini karena gak sengaja aja. Awalnya gue cuma....

Duh, udah azan nih. Sebagai alumni Sekolah Dasar Islam Sungai Rotan, alumni Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Bukittinggi, alumni Madrasah Aliyah Negeri 1 Model Bukittinggi, dan sekarang kuliah di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Qasim Riau gue gak bisa mengabaikan seruan untuk menghadap Allah tersebut. Bayangin men, dari gue balajar 1+1=2 sampe sekarang belajar 1+1=kita, latar belakang pendidikan gue adalah agama. Basic gue udah pantas jadi ulama yang sejajar dengan Syekh Puji. Yoi, poligami. Jadi, gue kudu sholat dulu ya. Buat kamu-kamu yang baca tulisan gue ini yang belum sholat, sholat dulu. Karna sholat adalah tiang agama. Yoi.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

*20 menit kemudian* Selesai juga ambil wudhu ke musolla. Tapi balik lagi ke kos. Padahal orang disana lagi sholat berjamaah. Demi menulis sebait tulisan ini. Dedikasi gue sungguh tinggi untuk menulis. Huvt.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

*3 menit kemudian* Sabar, ini baru rakaat ke-2.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

*4 menit kemudian* Udah rakaat k-3 cuy.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

*2 menit kemudian* Akhirnya salam juga. Bentar gue zikir sama doa dulu.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

*15 menit kemudian* Oke. Lanjut.

.
.
.
.


*sebagian teks hilang*

_________________________________________________

Nah sekian guys. Gue udah kehilang mood nulis karena kelamaan proses nya. Huvtae.

Jadi gimana cerita tentang mantan terindah gue yang nomor 2 ini? Galau banget kan? SEDIH BANGET kan? Pasti nya kalian sungguh iba dengan nasib gue. Kalian pasti juga mengutuk kelakuan Natasha karena udah memperlakukan gue kayak gitu. But, dia adalah salah satu yang wanita yang terindah di hidup gue. Hhe

Jadi kesimpulannya kalian sebagai cewek jangan mau ngelakuin hal begitu karena perasaan cowok itu juga harus dijaga. Jangan mentang-mentang disayang jadi seenaknya aja. Cowok juga punya titit. Mengertilah, kami juga ingin dimengerti.

Oke, jika ada yang mau ditanyain silahkan komen ya dan jangan lupa follow gue. Klik tuh gambar burung hitam yang sering terbang-terbang di blog gue. See you next post. ^_^

Sabtu, 11 Januari 2014

Raffi Dan Nova

Senin dan upacara. Itu lah yang di sanksi kan oleh Raffi pagi itu. Karena tadi malam sampai dini hari dia memaksakan untuk bermain futsal dengan teman 1 kompleks perumahannya. Alhasil, dengan badan letih dan tentunya mata berkantung hitam, Raffi memaksakan untuk tidak telat. Tapi konsekuensi nya sudah bisa ditebak. Akhirnya dia berbaris dibarisan untuk siswa yang telat. Untunglah pagi itu bukan cuma Raffi seorang yang telat. Ada sekitar 20 orang lebih yang terlambat juga.

"Eh Va, kamu telat juga?" ucap Raffi kepada seorang perempuan yang juga baru datang dengan nafas terengah-engah.
"Iya nih. Tadi ban motor papa ku bocor. Nyari tamban bal yang sepagi ini udah buka susah amat" jawab Nova dengan nafas yang masih belum teratur.
"Walah, malang nian nasib mu nak" ujar Raffi karena melihat wajah panik Nova. Memerah karena aliran darah nya yang begitu kencang sehabis lari-lari karena terlambat.
"Hehe gak malang juga. Eh aku mau ke UKS dulu ya. Hari ini aku seharusnya piket. Gak enak banget berdiri di barisan orang telat begini. Byeee" candaan Nova kepada Raffi.
"Kejam banget kata-katanya. Bye" jawab Raffi sambil melambaikan tangan.

Nova kemudian berlari kembali dan tujuannya saat ini adalah UKS. Raffi masih saja memandang dengan senyum kecil karena melihat Nova berlari tergopoh-gopoh karena takut ketahuan oleh guru.

*******

"Eh Fi, ngelamun aja lo. Kesamber ntar. Trus lo tambah jelek." sapa Rahman ke Raffi saat di kantin sekolah.
"Eek lo bro. Kaget gue. Apaan jelek, malah tambah ganteng tauk." jawab Raffi dengan cetus.
"Hahaha. Muke lu kalo udah jelek ya jelek aja. Lagi ngelamunin apa lo? Pasti lagi mikirin 'Miss N' yang lo naksir itu ya?" tebak Rahman.
"Tau aja lo. Iya Man. Gue makin jatuh cinta sama dia. Senyumnya itu loh. Bikin gue meleleh." 
"Alah. Sok-sokan lo. Siapa sih 'Miss N' yang lo taksir itu? Gue kan sahabat lo, masak gak mau cerita sih?" protes Rahman.
"Enggak lah Man. Gue malu aja. Ntar kalo udah resmi pacaran, baru gue kenalin. hehe." 
"Ya elah. Lu ke sahabat tertutup amat sih. Siapa tau gue bisa bantu elo buat cepetan jadian. Dan elo nya sih, gak berani-berani nembak dia. Kapan pacarannya cobak?" 
"Sombong banget lo. Pacaran aja gak pernah. Pake ngebantu orang segala." jawab Raffi sambil meninju pundak sahabatnya itu.
"Ya siapa tau kan Fi gue bisa bantu apa gitu. Kayak nyiumnya. Hhe"
"Ogah banget. Nih gue kasih cluenya, "Miss N" itu adalah cewek yang baru pindahan kesekolah kita." 
"Yang pindahan kemaren itukan ada 3 orang Fi. Ketiganya ada inisial N nya. Yang mana?"
"Cari tau aja sendiri." jawab Raffi.
"Ah males deh. Eh iya lu dateng ya malam minggu ke rumah gue. Gue mau tunangan sama cewek yang udah dijodohin ama gue dari baru gue pertama kali bernapas di dunia ini. Hhe"
"Eh seriusan lu bro tunangan? Masih SMA gini loh. Wah, parah lu. Bentar lagi nikah dong. Waahhh." jawab Raffi dengan terkagum-kagum.
"Hhe. Nikahnya masih lama sih. Tunggu tamat kuliah dulu. Dateng ya, trus bawa tuh 'Miss N' lo." ujar Rahman sambil berdiri dan meninggalkan sahabatnya yang masih terpana itu.

******

"Hi Nova, malam minggu ada acara gak?" sapa Raffi ke Nova saat pulang sekolah di hari jumat.
"Ada nih Fi. Aku ada acara tunangan." jawab Nova.
"Tunangan si Rahman ya? Aku mau ngajak kamu pergi ke acara itu."
"Iya Fi. Emang acaranya itu."
"Ya udah, pergi bareng ya? Aku gak ada teman." pinta Raffi.
"Mmm. Liat dulu ya." jawab Nova sambil menggaruk kepala nya yang sebenarnya sama sekali gak gatal.
"Iya aja lah. Jam 7 aku jempu pokoknya." ucap Raffi sambil berlari ke parkiran. 

******

"Va, aku udah di depan rumah kamu nih." 

Sebuah pesan masuk ke hape Nova.

Kemudian keluar lah sesosok perempuan dengan menggunakan gaun berwarna merah yang begitu anggun dan cantik sekali. Raffi pun sampai terkagum-kagum melihatnya.

"Wih Va, kok kamu cantik banget sih. Hhe." ujar Raffi yang mencoba untuk bercanda.
"Udah cantik dari sono nya kali. Masuk dulu Fi." jawab Nova.

Kemudian Raffi masuk ke rumah Nova untuk yang pertama kalinya. Di ruang tamu duduk papa dan mama Nova yang juga dengan pakaian rapi. Seperti akan pergi juga. 

"Teman kamu Va?" tanya papa Nova.
"Iya pa. Kenalin Raffi." 
"Malam om." sapa Raffi sambil bersalaman dengan papa dan mamanya Nova.
"Malam. Ya udah. Ayok berangkat." ajak papa Nova.
"Eh, om juga ikut?" tanya Raffi kebingungan.
"Ya iyalah. Kami pergi. Kamu bareng kami aja perginya. Yuk."
"Eh anu om, saya bawa mobil kok." basa-basi Raffi.
"Oh gitu. Ya udah Va, kamu bareng Raffii aja pergi. Tapi jangan sampai telat ya. Awas telat." Ultimatum sang papa. 

******

"Aku gak nyangka papa mama kamu juga ikut Va." Raffi mencoba membuka percakapan di perjalanan itu.
"Hehe iya Fi." jawab Nova dengan pelan.
"Va, ada yang mau aku bilang ke kamu." 
"Apa fi?"
"Aku sayang kamu sejak pertama kali melihatmu, Va"

Keheningan menyelimuti mereka berdua. Cuma terdengar alunan musik di tape mobil Raffi. Nova seketika terdiam. Raffi kelabakan. Dia berpikir mengutarakan perasaannya saat ini adalah waktu yang salah. Mereka pun tak bersuara lagi sampai ke rumah Rahman.

******

Sekarang Raffi dan Nova pun memasuki rumah Rahman yang tampak sangat ramai. Sepertinya cukup banyak juga tamu yang di undang di acara pertunangan ini. Terlihat Rahman berdiri di depan panggung dengan gagahnya beserta setelan jas yang begitu pas dibadannya. Raffi pun celingak-celinguk ke setiap penjuru ruangan untuk mencari siapakah calon tunangan sahabatnya itu.

"Yap, baiklah kita mulai saja acara pertunangan ini berhubung pihak wanita telah datang." ujar sang MC seketika memecah hiruk pikuk para undangan yang hadir.
"Silahkan Rahman jemput calon tunangannya." pinta MC tersebut kepada Rahman.

Kemudian Rahman pun berjalan dengan tegap menuju ke arah Nova. 

"Yuk Va." kata Rahman kepada Nova sambil menengadahkan tangan nya supaya Nova bisa menyambut tangan Rahman.
"Lah Man, kok?" kata-kata itu keluar dari mulut Raffi dengan nada penuh keheranan.
"Yap Fi. Nova itu adalah cewek yang udah dijodohin ama gue. Gue udah tau kok sebenarnya 'Miss N' lo itu Nova. Tapi lo terlalu tertutup sekali orangnya bahkan kepada sahabat baik lo sendiri. Kalo lo sedikit aja mau terbuka ama gue, gue pasti bakalan meluruskan jalan lo. Tapi lo gak mau terbuka ama gue." jawab Rahman kepada Raffi yang memperjelas semuanya.
"Sorry Man. Ini kesalahan gue gak terbuka sama sahabat gue sendiri. Jaga Nova baik-baik ya." ucap Raffi dengan wajah yang dipaksa untuk senyum.

Rahman dan Nova kemudian menuju ke panggung dengan bergandengan mesra meninggalkan Raffi yang masih terperangah. Kemudian Raffi keluar dan menuju parkiran dimana mobilnya diparkir. Lalu dia masuk kedalam mobil dan duduk menunduk dengan dada yang bergemuruh oleh perasaan yang entah bernama apa. Ingin marah, kepada siapa? Merasa kecewa, tapi kepada siapa? Ingin menangis, tapi untuk apa? Penyesalan merambat ke dalam dadanya. Andai iya bisa lebih terbuka kepada sahabat baiknya sendiri, mungkin dia gak sehancur ini. 

Terbukalah kepada sahabat mu sendiri.